Diskusi tentang
Indonesia memang banyak menariknya, mulai dari hal yang biasa sampai hal-hal
diluar nalar orang biasa. Biasanya kalau bukan tentang pemerintahan yang
crowded, lingkungan, politik, dan lainnya. Namun, kali ini beda diskusi yang
belum pernah masuk daftar diskusiku sebelumnya, menyenangkan meski bukan
keilmuan ku.
Diskusi kali ini
tentang “MAFIA MIGAS” Beuh… keren banget kan judul pembahasannya. Nah, yang
bikin aku penasaran itu adalah Siapa si Mafia Migas itu? Haha Bahasa Mafia itu
berasa ada orang teramat besar kekuasaannya hingga mengendalikan suatu. Atau kalau
kita bicara tetang mafia, kita pasti teringat sebuah organisasi penjahat orang
sisilia (Itali) yang bisa mengendalikan hukum untuk memenuhi keinginan golongan
mereka.
Berita tentang
korupsi di SKK Migas yang mengangkat elit seperti Rudi
Rubiandini, Simon Gunawan Tanjaya, dan Deviardi itu sudah banyak diberitakan,
tetapi tetap beritanya tidak seheboh Raffi Ahmad digrebeg atau Farhat Abbas
yang bikin status twitter kontroversinya. Selalu saja kalah popular, entah
karena permintaan public atau permintaan yang lainnya.
Nah dalam diskusi
yang menggunakan media What’sApp, dengan pemateri - Ryan Alfian Noor dari FIM
angkatan 9. Dan seluruh peserta dari Forum Indonesia Muda (FIM) dari berbagai
angkatan. Saat kak Ryan sapaan akrabnya, diamanahi oleh bupati penajam utara untuk
mengelola lapangan migas wailawi.
Kalau kita
cermati Industri migas mancanegara, tata kelola sektor migas terdiri dari tiga
fungsi, yaitu: kebijakan (policy),
regulasi (regulatory) dan komersial (commercial). Perbedaannya hanya pada
bagaimana negara tersebut memisahkan atau tidak memisahkan fungsi tersebut.
Bisnis migas di
Indonesia sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu hulu dan hilir. Hulu
memiliki runtutan bisnisnya sendiri, begitu pula hilir. Polanya hampir sama
mulai dari pemerintah membuka tender proyek, pemilihan pemenang tender,
pengerjaan proyek oleh pemenang tender. Nah tentunya rawan sekali dalam semua
runtutan itu dimasuki oleh mafia. Lihat slide 1,2,3.
Industri di
sektor migas sering disebut- sebut sebagai lahan yang 'basah'. Jelas sekali banyak
peluang bagi tangan-tangan kotor untuk memanfaatkan situasi. Dalam diskusi yang
diikuti teman-teman Forum Indonesia Muda dari berbagai angkatan ini akan
dibahas secara aktual tajam terpercaya.
Melihat dunia
migas yang sangat basah dan masih banyak celah- celah yang ditembus oleh
oknum-oknum tertentu, maka terciptalah sebuah kejahatan-kejahatan yang terakumulasi dan menjadi terorganisir
lintas orde. Tak salah jika kita menjuluki penjahat-penjahat ini menjadi “MAFIA
MIGAS.”
Menurut catatan
IRRES, ada 6 hal yg menjadi sasaran empuk dari mafia migas. Lihat slide 4.
Empat kotak orange adalah titik rawan dibidang hulu dan dua kotak putih adalah
titik rawan dibidang hilir. Dalam slide 2 dan 3 sudah dapat kita lihat contoh praktek
yang dilakukan oleh mafia migas secara terorganisir.
Nah dalam
diskusi ini kak Ryan focus ketiga hal yaitu lelang WK (Wilayah Kerja),
penetapan Cost Recovery, dan penjualan gas negara.
Mulai dari WK Sesuai
dengan runtutan bisnisnya, maka penetapan
WK ini melibatkan 3 pihak yaitu kementrian ESDM dan jajarannya, BP migas (sekarang
berubah menjadi SKK migas), dan pihak kontraktor. Dalam penetapan wilayah kerja,
ini rawan disusupi Mafia karena WK tentu bisa dibisniskan, WK bisa dijual
belikan seperti tambang. Untuk bisa memuluskan ini, ada saja oknum
pemerintah/kontraktor yang main mata.
Melihat Slide no 5 adalah
foto Mafia Migas versi akun kontroversi @TrioMacan2000 tapi tentu jangan kita telan
mentah-mentah, tetapi ada kemungkinan juga. Mungkin yang santer didengar adalah
kasus gratifikasi Pak Rudi Rubiandini oleh pihak Kernel oil. Kasusnya sama
juga, upaya pihak kontraktor menyuap penyelenggara negara.
Berikutnya adalah
cost recovery. Secara sederhana, CR
adalah biaya yang diganti pemerintah yang telah dikeluarkan kontraktor. Sama
seperti penyakit akut disektor lainnya. Pengadaan barang dan jasa di migas itu
rawan sekali buat dimasuki mafia. Contohnya yang mudah adalah Cnooc dan petro
china lebih memilih untuk membeli barang-barang dari china sendiri. TOTAL
memilih untuk membeli barang dari prancis dan perusahaan migas-migas lainnya
pun juga turut melakukan hal yang sama. Membeli produk dari negerinya sendiri,
sehingga memicu sebuah intrik dan melemahkan pengusaha produk dalam negeri.
“Dalam penetapan
CR, modus yang dilakukan berupa penggelumbungan dan pemasukan pekerjaan tidak
relevan CR atau bertentangan dengan PP CR No. 79/2010. Dugaan korupsi jenis ini
sering dilaporkan ke BPK dan untuk tahun 2010-2012 besarnya adalah US$ 221,5
juta atau sekitar Rp.2,3 Triliun.”
Terakhir adalah
penjualan migas Negara. Dalam bisnis penjualan migas negara, pertamina
menugaskan Pertamina Energy Trading Limited (PETRAL) untuk melakukannya. Dengan
letak kantor PETRAL yang berada di Singapura membuat Mafia disana tumbuh subur
dan tidak terendus jejaknya sama sekali.
Seperti dalam catatan
yang dibuat Rizal Ramli, Petral telah melakukan mark up harga, jual dan beli migas dunia seenaknya. Sebagian hasil korupsi mereka disinyalir telah
mengalir ke keluarga cend*na dan kini berlanjut ke keluarga cik*as.
Masih ingat berita
tentang Ari Sumarno (DIRUT sebelum Karen)? Ari Sumarno disinyalir dipecat oleh
rezim yang berkuasa waktu itu karena ingin memindahkan kantor petral dari
Singapura ke Batam, dan tentu karena kebatalannya itu petral pun masih aman. Beberapa tahun
kemudian, nama Petral kembali mencuat. Karena Dahlan Iskan ingin membubarkannya,
namun secara tiba-tiba Dahlan Iskan
tersandung kasus inefisiensi PLN dan diperkarakan oleh komisi VII (komisi energi)
sejak itu pula, petral menjadi kembali aman. Sungguh luar biasa kekuatan Petral merongrong
banyak elit negeri kita. Karen pun tidak bisa berbuat banyak untuk membubarkan
Petral. Karna Karen terancam terlibat pada kasus Rudi Rubiandini.
Tentunya jika Karen
diam, maka dia akan aman. Negara yang harusnya bisa mengekspor-impor secara
berdaulat, kini dikuasai penuh oleh golongan terorganisir. Petral. Nah, tahukan
kalian siapa pimpinan tertinggi dari PETRAL itu? Dialah Muhammad Rizal Chalid.
Petral bisa
berkantor di Singapura karena Singapura pusat bisnis asia pasifik, selain itu
Singapura sudah lebih dahulu membuat kilang minyak yang sesuai dengan
spesifikasi migas kita yang notabene berasal dari arab (minyak berat) dan Indonesia
tidak punya kilang itu.
Mungkin secara
kasat mata sebagai orang awam dalam dunia Migas melihat scenario yang sangat
indah dimana ada pekerjaan buruk yang terorganisir dari pihak tertinggi Negara ini
(mungkin) hingga mereka yang di Sebut Mafia dalam kasus ini menjalankan adegan
demi adengan dengan matangnya.
Dalam hal ini ada
hal prinsipil yang harus dibenahi karena kerusakan tidak hanya disistem tetapi
dimoral masing-masing elit. Dengan cara pembaharuan pemerintahan dan gerakan
dari rakyat. Perjuangan ini tidak akan lekas berakhir. Butuh proses dan
perjuangan antar generasi atau sinergi dan satujan tujuan antar generasi bisa
jadi dari generasi kita yang membuka pembaruan dan baru benar-benar berubah
digenerasi anak-cucu kita kelak. Maka jadilah bagian dari perubahan, jadilah
manusia berdaya dan srtategis.
Slide no 1 |
Slide no 2 |
Slide no 3 |
Slide no 4 |
Slide no 5 |
Muhammad Rizal Chalid (Tengah) Pemimpin tertinggi PETRAL |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar