Seperti dasar sebuah mimpi yang memiliki akhir ketika terjaga. Melihat kelorong-lorong yang tak terhentikan memandang suasana hati yang kadang seperti bagian dari ketidak baikan. Allah menciptakan manusia dengan sedemikian indah dan canggihnya. Canggih bagaimana tidak dari yang ada dalam tubuh kita ada tidak yang tidak bermanfaat.
Namun rasanya manusia tidak pernah bersyukur atas segala yang diberikan atas hal-hal yang semestinya. Begitu pula penulis tak pernah luput dari kesalahan yang terulang-ulang.
Kesalahan yang dilakukan oleh orang bodoh, adalah melakukan kesalahan yang sama dan tidak berusaha memperbaikinya.
Laksana berdiri diatas air, percuma. Tidak akan ada bekasnya. Matahari seperti normalnya matahari bersinar jika memang hari harus melewatinya. Kadang juga tertutup awan gelap yang membuat tak nampak meski sebenarnya ada dibaliknya.
Seperti itulah dosa yang bisa saja ditutup-tutupi namun Allah Maha Melihat. Mau kita tutupi seperti apapun Allah tahu itu.
Lalu masihkah kita melakukan dosa dan kesalahan yang sama setiap hari dan seolah-olah Allah tidak tahu apa yang kita lakukan.
Allah Maha Pengampun namun apakah Waktu kematian kita itu pasti saat setelah kita memohon Ampun karena kesalahan yang berulang-ulang. Penulis mengingatkan juga pada diri penulis bahwa kematian tidak menunggu taubat seseorang jika sudah waktunya. Na'udzubillah, semoga kita semua dijauhkan dari kematian yang tidak islam.
Allah ampuni hambamu yang selalu berulang-ulang bersalah, berperilaku kurang terpuji. Allah atas kuasamu bimbinglah kami keluar dari kesalahan yang berulang-ulang ini. Karena sesungguhnya kuasamu mencangkup seluruh jagat raya beserta isinya. Dan kami tidaklah terlihat jika dibandingkan dengan kuasa-Mu. Namun kami tahu bahwa Engkau Maha Mendengar.
"Katakanlah
hai Hambaku yang telah terlampau terhadap dirinya, janganlah kalian
berputus asa daripada kasih-sayang Allah…" (Az-Zumar: 53)
و من يقنط من رحمة ربه إلا الضالون
"Dan siapakah yang berputus asa dari kasih-sayang Tuhannya melainkan orang-orang yang sesat." (Al Hijr: 56)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
كل ابن آدم خطاء و خير الخاطائين التوابون
"Setiap anak Adam berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang bersalah adalah orang yang bertaubat." (Hadits Riwayat Imam Tirmidzi)
إن الله يحب كل مفتن تواب
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang banyak dosa, tapi banyak bertaubat." (Hadits riwayat Imam Ahmad)
Inilah pemahaman daripada hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta'ala berfirman::
Berbuat sekehendak hatinya di situ jangan diartikan secara zhohir
(leterlek) bahwa Allah menyuruh kita terus melakukan maksiat, bukan,
bukan seperti itu maknanya. Tetapi itu adalah gaya bahasa Allah yang
memberitahukan kita bahwa sebanyak apapun perbuatan dosa kita, maka
Allah adalah Tuhan yang maha pengampun maha penerima taubat. Artinya, di
situ ada isyarat dari Allah bahwa begitu kita melakukan dosa maka
segeralah meminta ampun dan begitu kita kembali melakukan dosa maka
segeralah lagi meminta ampun dan begitu seterusnya. Inilah mafhum
darpada hadits qudsi tersebut.
Jangan
seperti Fir'aun yang terus melakukan perbuatan dosa tapi tak pernah
sekalipun mau meminta ampun kepada Allah, toh itupun Allah masih saja
menyuruh Nabi Musa dan Nabi Harun Alaihima salam untuk:
فقولا له قولا لينا لعله يتذكر أو يخشى
”…maka sampaikanlah nasehat kepadanya dengan perkataan yang lemah-lembut agar dia mengingat dan takut kepada-Ku" (Thoha: 44)
Betapa penyayangnya Allah, penjahat sekelas Fir'aun saja Allah masih terus menunggu taubatnya, apatah lagi kita?! Ingat, kita bukan Fir'aun.
Inilah yang dipahami Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwa begitu besar dan dalamnya samudera ampunan Allah, hingga Rasulullah mensyukuri itu, dan duluan selalu meminta ampun kepada Allah tanpa terlebih dahulu melakukan perbuatan dosa, bahkan setiap hari beliau meminta ampun hingga tujuh puluh kali dan ada riwayat yang mengatakan seratus kali. (Itu yang terdata di dalam riwayat, yang tidak terdata; wallahu a'lam…)
Wa shallallahu 'ala Sayidina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam...
Walhamdulillahi Rabbil 'alamin..
Betapa penyayangnya Allah, penjahat sekelas Fir'aun saja Allah masih terus menunggu taubatnya, apatah lagi kita?! Ingat, kita bukan Fir'aun.
Inilah yang dipahami Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwa begitu besar dan dalamnya samudera ampunan Allah, hingga Rasulullah mensyukuri itu, dan duluan selalu meminta ampun kepada Allah tanpa terlebih dahulu melakukan perbuatan dosa, bahkan setiap hari beliau meminta ampun hingga tujuh puluh kali dan ada riwayat yang mengatakan seratus kali. (Itu yang terdata di dalam riwayat, yang tidak terdata; wallahu a'lam…)
Jadi istighfarnya Rasulullah bukan karena beliau melakukan maksiat tetapi karena maqam syukur. Sayidah Aisyah radhiyallahu anha bertanya kepada Rasulullah; "Untuk
apakah engkau berbuat sedemikian, wahai Rasulullah, sedangkan engkau
telah benar-benar diampuni dosa-dosamu yang telah lampau dan yang akan
datang?' Rasulullah bersabda: "Tak bolehkah aku menjadi hamba yang
bersyukur." (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Wallahu a'lam...Wa shallallahu 'ala Sayidina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam...
Walhamdulillahi Rabbil 'alamin..
terhadap Hikam ulama sufi Ibnu Atho'illah As-Sakandari:
إذا وقع منك ذنب فلا يكن سببا يؤيسك من حصول الإستقامة مع ربك فقد يكون ذلك آخر ذنب قدر عليك
"Jika
kamu terjatuh ke dalam dosa maka janganlah itu menjadi sebab engkau
berputus asa daripada istiqomah bersama Allah, bisa jadi itu adalah dosa
terakhir yang ditakdirkan kepadamu."
mengutip beberapa dari situs : http://sufimedan.blogspot.com/2011/05/dosa-yang-berulang-ulang-tidak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar