Kamis, 27 Februari 2014

Blind Backpacker ke 5 Kota- 6 Avonturer (Part 1)

Ada cerita yang belum aku jurnalkan di blog ini. Perjalanan akhir tahun 2013, sebenarnya ini pengalaman yang sangat luar biasa meski sedikit hilang bekasnya hehe... mungkin harus sering-sering berpetualang lagi,,,
Akhir desember lalu mungkin menjadi puncak kebimbangan seorang insan yang bernama enra alias aku. Entah karena menjadi orang yang memiliki golongan darah 0, jadi lebih sering mikir kali ya. :D

Inget kata sahabat ku, kata dia salah satunya " Manusia adalah mahluk yang membutuhkan pengakuan untuk kelanjutan hidupnya." yupz i think that's right. But itu yang sedang berkecamuk dalam hatiku ketika itu (lebay ya hehe), hasil kerja keras yang rasanya terbuang sia-sia karena tidak ada pengakuan, plis i just need it. Bukan pujian tapi perhatian dari hasil kerja, (Ngamuk hehe). Itu yang membuat rasanya ingin move on dari tempat itu, Segera mungkin.

Akhirnya dengan alasan ingin refreshing aku mendapat kesempatan untuk mengikuti perlombaan backpacer yang di adakan Keluarga Besar Forum Indonesia Muda. Traventurace namanya gabungan dari traveling+adventure+racing = perjalanan ke lima kota dengan bekal Rp.100.000,00 dan harus menyelesaikan misi di setiap kotanya ditambah kita tidak tau destiny disetiap klunya.

Tujuan awal aku mengikuti Traventurace adalah mencari seberapa kuat enra ini, kedua adalah ingin mencari jawaban yang dicari-cari oleh pentanyaan yang berkecamuk diotak sejak lama.
Akhirnya aku berangkat dari Semarang dengan meeting point di Jakarta, tanggal 19 desember. Aku berangkat dengan kereta ekonomi, didalam kereta aku banyak sekali melakukan kontemplasi diri. Tiba dijakarta jam 3 pagi dan  dijemput Kak fahmi dan Kak Dani. Tas yang aku bawa enggak tanggung-tanggung loh... tas carrier ukuran 70L. Mantapkan!

Karena lelah jadi tidur dulu di Mabes Rawamangun alias rumah Bunda Tatty dan Pak'e Elmir. Sampai subuh dan bersiap menuju racing pertama. Kelompok ku waktu itu ada aku dan Isti yang sama-sama dari semarang serta bintang dari Surabaya yang belum juga nongol hingga start mulai karena Keretanya telat.
Kelompak dibagi menjadi enam dengan komposisi yang berbeda-beda, ada:

1.Beruang dengan personil : Uda Rifky, Kak Dhay, Syifa
2. Kuaci dengan personil : Kang Doni, Desi, Tyas
3. Archipelago dengan personil : Mbak Ridha, Putri, Yudi
4. Macan dengan personil : Marchel, Nurmy, Choky
5. Huba-Huba dengan personil : Mbak Nana, Tasyah, Aan
6. Avatar dengan personil : Aku (enra), Isti, Bintang

Start dimulai pukul sembilan (seingatku) dan itupun bintang baru datang, haha al hasil kagak kacau awalnya (sampai akhir kali ya). Klu pertama adalah "Titik Nol Kota Hujan" waduh, jujur kita bertiga mungkin tahu kalau kota hujan adalah Bogor but... we don't know naik apa, jadi kita tanya teman-teman via apapun haha kecuali browsing karena dilarang di race ini. Meski Isti sebenernya tahu tapi agak ragu.
Kita naik Busway ke stasiun Cawang untuk naik KRL ke Bogor (KRLnya penuh banget dengan barang kita yang wew) wah ternyata lama juga ya dan ini kali pertama aku ke Bogor jadi benar-benar seru banget. Enggak nyangka kalau ke Bogor karena awalnya klu dari panitia adalah perjalanan ke-JAWA sedangkan jarang orang Jakarta dan JABAR bilang bahwa mereka adalah jawa, Jawa adalah jawa tengah dan jawa timur.

Jadi setelah kita naik KRL hingga kota dan lanjut Bogor, nyampe juga di taman yang banyak topinya alias taman topi. Awal informasi yang kita dapat bahwa nol km Bogor itu di Istana Presiden jadi kita kesana, wah ternyata salah dan karena kata orang-orang dekat daerah sana makanya kita jalan kaki. Beuhhh jauh man, kita jalan muterin taman raya bogor lewat tugu kujang dan baru nemu balaikota tepat nol kilometer Bogor.
Akhirnya ketemu juga disana kita tiba sebagai peserta no 5 sebelum macan, karena macan jumatan dulu. Klu selanjutnya adalah Musium Peta, saat berjalan ke musium tidak sengaja ada wartawan yang lewat dan bertanya "lagi ikut Traventurace ya mb?" aku  jawab " Iya mas, panitia ya?" tanyaku balik. "bukan mbak saya pers." haha (enggak penting banget dan di tulis hehe Intermezo ja)

Di musium peta kita keliling untuk mengetahui sejarah perjuangan tentara Peta langsung dipandu Pak Suroso, sebelumnya kita dimakan nasi kotak sponsor dari ayam bakar mas mono, yang sering rame di Sedekah Rombongan akhirnya nyoba juga dan gratis pula, hmmmm enakkkkk

Sehabis keliling dari musium Peta kita agak dimanjakan kakinya sebentar dengan naik angkot ke sebuah tempat yang katanya kejutan untuk kita. Diselingi rintik-rintik gerimis di kota hujan ini, dan adzan ashar yang sedikit terdengar.

TaaRRRRaaaa!!! Panti Wredha Bogor. Jujur ini pengalaman pertama aku ke panti yang isinya para orang-orang tua.
Disana kita menghibur nenek-nenek kita, misi kita adalah setiap kelompok harus menghibur nenek-nenek setelah magrib. Beberapa acara dipandu MC dan Choki dari kelompok Macan yang memang konyol banget anaknya sehingga nenek-nenek terhibur. Kita bernyanyi mulai dari laskar pelangi, hingga lagunya titik puspa, tapi aku tidak tahu judulnya. Inti lagu ini bercerita tentang seorang istri yang rindu dengan suami yang telah pergi meninggalkan dunia. Jujur saat lagu itu dinyanyikan oleh salah-satu nenek aku menangis diam-diam hehe entah karena ingat Ibu dirumah, atau karena merasa kasian karena nenek-nenek disini pasti rindu dengan masa-masa dahulu mereka bersama orang-orang terkasih.

Aku terbawa suasana disana, suasana gembira yang aslinya haru biru. Aku duduk disebelah nenek fatimah dengan gelar andi jelas dari bugis nenek ini. Benar nenek fatimah ini dari kalangan keluarga besar di tanah asalnya. Aku yakin paras wajahnya yang masih cantik ini pasti memiliki cerita yang dalam dengan guratan tua yang memiliki cerita sendiri. Ternyata nenek Fatimah sendiri yang meminta untuk tinggal di Panti ini karena dulu ayahnya pernah bertugas di Bogor dan Nenek ingin sekali tinggal di Bogor lagi itu alasan lainnya, alasan sebenarnya karena nenek fatimah tidak ingin terus-terus bersedih karena mengingat anak satu-satunya yang meninggal tiga tahun lalu karena sakit jantung dan suaminya yang meninggal satu tahun lalu. Padahal cucu-cucu dan keluarga besarnya sangat menyanyangkan keputusan nenek Fatimah ini. Kalimat ini sangat dalam sehingga masih aku ingat, nenek Fatimah ucapkan ini  "Semua Allah yang menakdirkan nak, kita hanya sebagai manusia biasa harus tetap bersyukur atas ketetapan-Nya. Kadang kita disini tidak menyangka kok tua bukannya dengan keluarga tapi malah jauh dari keluarga dan di panti. Tapi nenek senang disini karena ini keluarga baru nenek."

Aku termasuk pengingat yang baik jika memang memory itu mengena dihati. Sore itu diselingi hujan yang cukup lebat aku merasakan betapa harunya hidup ini.
Panti Wredha Bogor menjadi kisah tersendiri dalam perjalanan ku, aku berjanji pada diriku untuk berkunjung kembali ke panti ini dengan senyum yang lebih lebar untuk mereka.
Setelah magrib kita bersiap untuk tampil, dan beberapa kelompok mengajak nenek-nenek bermain dengan es breaking dan kelompok ku memilih untuk bernyanyi lagu "Bunda" dengan momen hari Ibu saat itu. Lagi-lagi karena aku golongan darah 0 jadi mudah terharu, untung enggak nangis lagi hehe

-Just a Moment "This Part Skip"- (hahaha belum bisa diceritakan)

setelah mendapat klu selanjutnya yaitu ke Piramida IPB, al hasil karena banyak informasi yang kita dapat jadi avatar yang saat itu bersama kuaci salah pilih Piramida IPB yang dimaksud, kita turun di IPB Dramaga klo g salah dan itu jauh dari yang dimaksud.
Disini kenekatan berlangsung, di Tugu Kujang kita mencoba mencari tebengan dengan modal tangan dan tampang memelas haha. Disini Desi dari tim kuaci mendapatkan tebengan angkutan bak terbuka (coak) sampai dekat pertigaan taman safari. What! ini tempat yang tadi tim ku lewati haha emang ya muter-muter doang. Dan tebengan kedua aku berhasil menyetop angkutan terbuka juga, setelah ibu dan bapak didalamnya melihat muka melasku haha (pengalaman pertama nebeng angkutan berasa kayak anak punkers gitu lucunya karena aku pake rok dan tubuh yang gendut jadi agak sulit untuk naik angkot itu, untung mobil dibelakangku itu baik jadi tidak meng-klakson kita) Terimakasih ibu dan bapak yang baik.

Eits karena kita telat jadi yang harusnya kita ke Piramida IPB jadi pindah tempat setelah aku mendapat telpon dari panitia yang sangat mencemaskan kita. (Maaf ya) Kita diminta Turun di depan Hotel dekat IPB lupa nama Hotelnya, kita pikir bakal istirahat di Hotel haha. Ternyata kita di jemput salah seorang panitia dari FIM Hore Bogor dan kita diajak jalan menyusuri jalan yang lumayan jauh, becek, gerimis pula. Jalannya jauh amat... untung ada yang nawarin jadi potter (hehe) baik hati deh panitia dari Bogor yang dengan baik hati membawakan tas ku entah berapa kilo beratnya. (maklum cewek apalagi aku yang bajunya rangkap-rangkap haha) Makasih Ecky yang kebetulan teman satu angkatan di FIM 11.
Wah ternyata jauh juga ya, ke tempat kumpulnya.... setelah malam sudah menyelimuti langit Bogor 4 Jam yang lalu, akhirnya kita makan juga hehe, kali ini kita makan di saung daerah kos-kosan IPB deket Rumbel FIM Hore Bogor.
Malam itu aku dan teman-teman cewek bermalam di Rumbel FIM Bogor dan yang laki-laki di tempatnya kak ario dan kak fahmi.
Perjalanan belum berakhir... Ke esokan harinya mungkin akan lebih seru dan membuat kakiku lecet-lecet karena menahan kaos kaki. hahaha
Kaki yang masih aman tanpa lecet haha
Kaki yang masih aman tanpa lecet haha

Posisi Narsis di atas Angkut Terbuka di Bogor
Posisi Narsis di atas Angkut Terbuka di Bogor
Musium Peta yang luar biasa
Musium Peta yang luar biasa
Kak Ario Panitia dari Fim Bogor Sedang memberikan Pengarahan di Panti Wredha
Kak Ario Panitia dari Fim Bogor Sedang memberikan Pengarahan di Panti Wredha
Narsis Dulu Dah AVATAR
Narsis Dulu Dah AVATAR
nge-Selvie diKRL yang sangat penuh amat dan kucel amat
nge-Selvie diKRL yang sangat penuh amat dan kucel amat
Semangat!!!
Foto Para Pejuang Traventurace
Foto Para Pejuang Traventurace
Pak Suroso Memberikan kita pelajaran tentang arti sejarah perjuangan tentara Peta
Pak Suroso Memberikan kita pelajaran tentang arti sejarah perjuangan tentara Peta
Nenek-Nenek Kita di Panti Wredha Bogor
Nenek-Nenek Kita di Panti Wredha Bogor
Sangat mengesankan diorama yang satu ini musium Peta
Sangat mengesankan diorama yang satu ini musium Peta
Nenek ini yang bikin nangis karena nyanyi lagunya Titik Puspa
Nenek ini yang bikin nangis karena nyanyi lagunya Titik Puspa
*Maaf ya fotonya acak banget
TO BE CONTINUE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar