Jumat, 28 Februari 2014

Angin Malam

      C           Am            Em
Berdikusi dengan angin malam
    C            Am            Em  
Berangan tentang kehidupan
     G           D        Em      D
menikmati hidup dengan alunan
     C               Am                G
perbincangan dengan angin malam


   C           Am              Em
Angin malam masih bercerita
G                Em                D
Tentang riwayatkan kehidupan
C                         Am
Sejarahnya yang panjang
     Em            G       Em          D
Ikuti alunan, alunan tentang kehidupan


C               Am               Em
Angin malam terus berbincang
C            Am         Em
Seraya ingin ceritakan
 G                Em         G              D
Segala keaslian dari sejarah panjang
 C               Am               Em
Angin malam masih berbincang


2/28/14

Kamis, 27 Februari 2014

Adik ku Wisnu Ferdi Mochammad


Perbincang dan bernyanyi bersama saat mati listrik sudah menjadi kebiasaan lama dalam keluargaku, mulai dari benyanyi ala koes plus hingga Mc Jegger. Itu dulu ketika Bapak masih ada ditengah-tengah kehangatan keluarga kecil ini. Mungkin sudah satu tahun setengah lamanya Bapak pergi dengan menyisakan kenangan yang selalu indah dan sedikit ingatan tentang suaranya yang sangat kuat dan merdu. Lagu ayah selalu Bapak nyanyikan kala itu. 

Dan kini giliranku, petikan yang berbeda rasanya. Ayah. 

Malam ini suasana mati listrik tidak seperti biasa, aku dikamar menyalakan leptop membuka chord dengan sisa-sisa tenang batrenya. Dan sedikit iseng membuat lirik-lirik yang saling aku sambung. Rumah sangat sepi hanya ada suara Ibu dengan De Al yang berbincang tentang cucu pertamanya. 

Beberapa saat sedang asik memetik beberapa bait, Wisnu Ferdy Mochammad nama yang lumayan beda di rumah ini, dia adik terakhirku, dia memang berbeda, dia masuk dan tidur di kasurku.

Sesekali dia bertanya meski aku sedikit tidak menghiraukannya karena keasikan dengan note-note-ku. Pertanyaan mulai dari seputar kehidupan yang kadang menurut dia tidak masuk akal, dan segala jenis cobaan yang Allah berikan hingga takdir-takdir yang di konspirasi, seperti hukum karma. Yang aku jawab memang ada, bagi yang menanam kebaikan pasti akan mendapat kebaikan juga, begitu juga sebaliknya. Lalu dia bertanya kalau dulunya dia jahat lalu bertaubat masih bisa mendapat hukuman itu tidak? Aku jawab Allahu a’alam namun Allah Maha pengampun, bisa jadi dosamu akan dihapus dengan kebaikan yang kamu tanam dengan tobat yang sungguh-sungguh.
Awal dari perbincangan itu, aku menangkapnya.
hmmm,,, itu kenapa aku tulis bahwa adikku yang satu ini berbeda. Dia tidak seperti anak seusianya yang sedang sibuk dengan berbagai macam problema sekolah dan kehidupan diluarnya.

Wisnu, seorang yang selalu dirinya berbeda dengan teman-temannya. Dia berpikir bahwa apa yang ada di otak dia berbeda dengan anak seusia dia. Wisnu yang lahir tanggal 8 Februari 1996, memiliki sifat yang keras dengan segala keinginan yang tidak bisa dia ungkapkan.

Seorang iluminolog aku sebut, karena sangat tertarik dengan iluminati dan anti iluminati. Seorang laki-laki yang memiliki wajah yang sama dengan Bapak saat usia muda. Seorang jenius dalam dunia gambar. Dan seorang yang bercita-cita menjadi seniman.

Wisnu selalu cemas dengan keadaan bangsa yang semakin kacau, prihatin dengan keadaan remaja Indonesia dengan pola pikir yang tidak ada kemajuaannya.

Entah apa aku seperti bercermin jika melihat dia, ada hal yang sama  dengan ku, hanya titik balikku lebih cepat aku dapatkan ketimbang dia. 

Pertanyaan dia yang tidak main-main untuk anak seusia dia, kadang membuatku harus memutar otak karena ketakutanku akan kesalahan dari jawaban yang nantinya aku berikan.

Harusnya dia sekarang sedang berkutat dengan Ujian Akhir Nasional tetapi tidak, dia harus menunda sekolahnya setahun. Bukan karena dia tidak pintar, bahkan dia anak yang pintar di Sekolahnya. Tetapi karena incident yang membuat dia harus menunda sekolahnya.

Masih dengan petikan kecil aku sekarang yang bertanya, "Nu, jawab yang jujur ya? Aku penasaran tentang kejadian sebelum kamu mengalami kecelakaan berat itu. Apa yang kamu pikirkan, itu bunuh diri?"

Agak sedikit lama dia menjawab, mungkin berpikir. 
“Iya, itu yang aku pikir, itu jawabannya. Aku ikut dengan Bapak. Karena tidak ada yang menginginkan aku.”
Memang setelah Bapak meninggal sebulan sebelum puasa Ramadhan, wisnu mengalami perubahan dari sifatnya yang kasar dengan ibu dan kakak-kakaknya. Kekasaran yang luar biasa hingga ibu memuncak marahnya malam sebelum kecelakaan. 

“Jangan sekali-kali kau sakiti hati Ibu yang sudah mengandung dan merawatmu, karena sakit hatinya, sakit hati Allah juga”

Wisnu yang aku lihat memang seperti bukan dia benar-benar menakutkan, dia malam itu sedang berada di rumah sebelah. Rumah ku memang terbagi menjadi dua tempat, dia terbiasa di rumah sebelah yang sepi jika malam. Kata dia malam itu dia melihat obat Bapak ada dibawah TV jadi dia benar-benar berniat bunuh diri dengan meminum obat itu semuanya. Dan karena dia dapat sms dari temannya untuk bertemu malam itu dia meng-iyakan. Akhirnya dia naik motor dengan keadaan setengah sadar setelah meminum semua obat Bapak. 
Malam itu pukul satu dini hari kata ibu, karena posisi aku sedang tidak dirumah melainkan di Semarang. Ada teman wisnu yang mengetuk pintu dan untungnya malam itu kakak ku sedang tidur di rumah dan dia yang membukaan pintu, katanya wisnu kecelakaan di Sokanandi (nama tempat dikotaku)
Dengan sigap kakakku langsung ke TKP, yang dia lihat wisnu dengan luka parah dimuka dan kaki masih didudukan dipinggir jalan. Sebenernya bagian ini yang aku tidak suka, polisi di Indonesia (meski tidak semua) selalu menginstrogasi tanpa melihat kondisi, jelas-jelas darah adikku itu benar-benar keluar terus. Dan butuh waktu setengah jam untuk membawa dia ke rumah sakit. Kakakku yang melihat wisnu itu seperti ling-lung sehingga dikira polisi adikku itu mabuk. Padahal dia sedang tidak sadar karena meminum obat sakitnya Bapak.
Aku baru dikabari ibu paginya, dan kebetulan saat itu sedang I’tikaf di Maskam. Jujur perasaanku saat itu carut-marut. Antara aku pulang atau tidak. Karena kata ibu jangan pulang dulu, entah kenapa? Ternyata ibu curhat sedang tidak ada uang untuk biaya rumah sakit. Aku di Semarang membantu mencari uang untuk membantu ibu karena luka adikku memang parah.
Itu mungkin akan menjadi titik balik seorang wisnu, sungguh sekali lagi aku saat itu merasa seperti ditimpa batu dadanya. Baru berkabung dengan kehilangan Bapak belum satu bulan sudah dengar cobaan baru lagi. 
Namun batinku saat itu, jika ini adalah cara Allah mempercayakan hambanya dengan segala hal yang  ada hingga melihat seberapa kuat hambanya ini.
Kembali keperbincangan dengan wisnu,”Untung aku enggak mati ya mbak?” “ Itu tandanya Allah masih member kesempatan untuk kamu perbaiki diri kamu.” 
Aku ceritakan bahwa sebenarnya mudah saja bagi Allah mematikan hidup seseorang, namun percaya deh nu, kalau Allah memberikan kesempatan ini bukan lah sembarang kesempatan. Mungkin dari ribuan kesempatan yang ada ini yang sangat berharga. Coba kamu pikirkan. Untuk saat ini mungkin kamu bukan orang yang baik, namun sebenarnya Allah menciptakan manusia itu dengan misi mereka dari harfiahnya yaitu menebarkan kebaikan.
Kesedihanku sebenarnya ketika seorang adikku punya pikiran ingin mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Sekali lagi aku seperti bercermin, dulu sebelum aku menemukan titik balikku saat awal masuk SMP sempat aku benar-benar merasa muak dengan semua orang yang ada di sekelilingku yang membuatku merasa aku tidak pantas berada di bumi ini, (akan di ceritakan lain waktu di “titik balik”) aku pernah mencoba ingin bunuh diri, baru ingin. Tapi yang ini benar-benar sudah dan Allah masih menyelamatkannya. 
“Nu, setiap orang punya cerita dan kisah hidup yang berbeda-beda mungkin ada A,B,C,D. Namun satu yang harus kita ingat, disetiap kejadian dalam hidup kita ada hikmah yang harus kita telaahi. Mungkin kita pernah melakukan ketidak baikan dihari-hari sebelumnya sehingga banyak ketidak seimbangan dalam hidup kita, makanya sering-seringlah kita mengingat Allah dengan solat yang baik. Percaya deh dengan kebaikan yang kita lakukan akan memancarkan aura kebaikan kita kelingkungan dan itu dapat membuat kita lebih percaya diri.”
Kadang jalan kita untuk menaiki tangga titik balik itu memang akan banyak sekali cobaan, tetapi selalu berusaha agar istiqomah terus menerus tanpa henti, InsyaAllah segalanya akan lebih baik.
Wisnu, aku percaya kamu akan menjadi seseorang yang berbeda dengan yang lain, jadilah orang yang berbahagia di dunia ini, tebarkan aura kebaikanmu ke orang banyak. Beranilah bercita-cita, tidak ada kata terlambat, asah terus keahlian mu. Jadilah seorang imam yang baik suatu saat nanti. Ceritakan pada dunia, bahwa berbagi kebahagiaan adalah kepentingan yang mutlak kita lakukan sebagai manusia.




Blind Backpacker ke 5 Kota- 6 Avonturer (Part 1)

Ada cerita yang belum aku jurnalkan di blog ini. Perjalanan akhir tahun 2013, sebenarnya ini pengalaman yang sangat luar biasa meski sedikit hilang bekasnya hehe... mungkin harus sering-sering berpetualang lagi,,,
Akhir desember lalu mungkin menjadi puncak kebimbangan seorang insan yang bernama enra alias aku. Entah karena menjadi orang yang memiliki golongan darah 0, jadi lebih sering mikir kali ya. :D

Inget kata sahabat ku, kata dia salah satunya " Manusia adalah mahluk yang membutuhkan pengakuan untuk kelanjutan hidupnya." yupz i think that's right. But itu yang sedang berkecamuk dalam hatiku ketika itu (lebay ya hehe), hasil kerja keras yang rasanya terbuang sia-sia karena tidak ada pengakuan, plis i just need it. Bukan pujian tapi perhatian dari hasil kerja, (Ngamuk hehe). Itu yang membuat rasanya ingin move on dari tempat itu, Segera mungkin.

Akhirnya dengan alasan ingin refreshing aku mendapat kesempatan untuk mengikuti perlombaan backpacer yang di adakan Keluarga Besar Forum Indonesia Muda. Traventurace namanya gabungan dari traveling+adventure+racing = perjalanan ke lima kota dengan bekal Rp.100.000,00 dan harus menyelesaikan misi di setiap kotanya ditambah kita tidak tau destiny disetiap klunya.

Tujuan awal aku mengikuti Traventurace adalah mencari seberapa kuat enra ini, kedua adalah ingin mencari jawaban yang dicari-cari oleh pentanyaan yang berkecamuk diotak sejak lama.
Akhirnya aku berangkat dari Semarang dengan meeting point di Jakarta, tanggal 19 desember. Aku berangkat dengan kereta ekonomi, didalam kereta aku banyak sekali melakukan kontemplasi diri. Tiba dijakarta jam 3 pagi dan  dijemput Kak fahmi dan Kak Dani. Tas yang aku bawa enggak tanggung-tanggung loh... tas carrier ukuran 70L. Mantapkan!

Karena lelah jadi tidur dulu di Mabes Rawamangun alias rumah Bunda Tatty dan Pak'e Elmir. Sampai subuh dan bersiap menuju racing pertama. Kelompok ku waktu itu ada aku dan Isti yang sama-sama dari semarang serta bintang dari Surabaya yang belum juga nongol hingga start mulai karena Keretanya telat.
Kelompak dibagi menjadi enam dengan komposisi yang berbeda-beda, ada:

1.Beruang dengan personil : Uda Rifky, Kak Dhay, Syifa
2. Kuaci dengan personil : Kang Doni, Desi, Tyas
3. Archipelago dengan personil : Mbak Ridha, Putri, Yudi
4. Macan dengan personil : Marchel, Nurmy, Choky
5. Huba-Huba dengan personil : Mbak Nana, Tasyah, Aan
6. Avatar dengan personil : Aku (enra), Isti, Bintang

Start dimulai pukul sembilan (seingatku) dan itupun bintang baru datang, haha al hasil kagak kacau awalnya (sampai akhir kali ya). Klu pertama adalah "Titik Nol Kota Hujan" waduh, jujur kita bertiga mungkin tahu kalau kota hujan adalah Bogor but... we don't know naik apa, jadi kita tanya teman-teman via apapun haha kecuali browsing karena dilarang di race ini. Meski Isti sebenernya tahu tapi agak ragu.
Kita naik Busway ke stasiun Cawang untuk naik KRL ke Bogor (KRLnya penuh banget dengan barang kita yang wew) wah ternyata lama juga ya dan ini kali pertama aku ke Bogor jadi benar-benar seru banget. Enggak nyangka kalau ke Bogor karena awalnya klu dari panitia adalah perjalanan ke-JAWA sedangkan jarang orang Jakarta dan JABAR bilang bahwa mereka adalah jawa, Jawa adalah jawa tengah dan jawa timur.

Jadi setelah kita naik KRL hingga kota dan lanjut Bogor, nyampe juga di taman yang banyak topinya alias taman topi. Awal informasi yang kita dapat bahwa nol km Bogor itu di Istana Presiden jadi kita kesana, wah ternyata salah dan karena kata orang-orang dekat daerah sana makanya kita jalan kaki. Beuhhh jauh man, kita jalan muterin taman raya bogor lewat tugu kujang dan baru nemu balaikota tepat nol kilometer Bogor.
Akhirnya ketemu juga disana kita tiba sebagai peserta no 5 sebelum macan, karena macan jumatan dulu. Klu selanjutnya adalah Musium Peta, saat berjalan ke musium tidak sengaja ada wartawan yang lewat dan bertanya "lagi ikut Traventurace ya mb?" aku  jawab " Iya mas, panitia ya?" tanyaku balik. "bukan mbak saya pers." haha (enggak penting banget dan di tulis hehe Intermezo ja)

Di musium peta kita keliling untuk mengetahui sejarah perjuangan tentara Peta langsung dipandu Pak Suroso, sebelumnya kita dimakan nasi kotak sponsor dari ayam bakar mas mono, yang sering rame di Sedekah Rombongan akhirnya nyoba juga dan gratis pula, hmmmm enakkkkk

Sehabis keliling dari musium Peta kita agak dimanjakan kakinya sebentar dengan naik angkot ke sebuah tempat yang katanya kejutan untuk kita. Diselingi rintik-rintik gerimis di kota hujan ini, dan adzan ashar yang sedikit terdengar.

TaaRRRRaaaa!!! Panti Wredha Bogor. Jujur ini pengalaman pertama aku ke panti yang isinya para orang-orang tua.
Disana kita menghibur nenek-nenek kita, misi kita adalah setiap kelompok harus menghibur nenek-nenek setelah magrib. Beberapa acara dipandu MC dan Choki dari kelompok Macan yang memang konyol banget anaknya sehingga nenek-nenek terhibur. Kita bernyanyi mulai dari laskar pelangi, hingga lagunya titik puspa, tapi aku tidak tahu judulnya. Inti lagu ini bercerita tentang seorang istri yang rindu dengan suami yang telah pergi meninggalkan dunia. Jujur saat lagu itu dinyanyikan oleh salah-satu nenek aku menangis diam-diam hehe entah karena ingat Ibu dirumah, atau karena merasa kasian karena nenek-nenek disini pasti rindu dengan masa-masa dahulu mereka bersama orang-orang terkasih.

Aku terbawa suasana disana, suasana gembira yang aslinya haru biru. Aku duduk disebelah nenek fatimah dengan gelar andi jelas dari bugis nenek ini. Benar nenek fatimah ini dari kalangan keluarga besar di tanah asalnya. Aku yakin paras wajahnya yang masih cantik ini pasti memiliki cerita yang dalam dengan guratan tua yang memiliki cerita sendiri. Ternyata nenek Fatimah sendiri yang meminta untuk tinggal di Panti ini karena dulu ayahnya pernah bertugas di Bogor dan Nenek ingin sekali tinggal di Bogor lagi itu alasan lainnya, alasan sebenarnya karena nenek fatimah tidak ingin terus-terus bersedih karena mengingat anak satu-satunya yang meninggal tiga tahun lalu karena sakit jantung dan suaminya yang meninggal satu tahun lalu. Padahal cucu-cucu dan keluarga besarnya sangat menyanyangkan keputusan nenek Fatimah ini. Kalimat ini sangat dalam sehingga masih aku ingat, nenek Fatimah ucapkan ini  "Semua Allah yang menakdirkan nak, kita hanya sebagai manusia biasa harus tetap bersyukur atas ketetapan-Nya. Kadang kita disini tidak menyangka kok tua bukannya dengan keluarga tapi malah jauh dari keluarga dan di panti. Tapi nenek senang disini karena ini keluarga baru nenek."

Aku termasuk pengingat yang baik jika memang memory itu mengena dihati. Sore itu diselingi hujan yang cukup lebat aku merasakan betapa harunya hidup ini.
Panti Wredha Bogor menjadi kisah tersendiri dalam perjalanan ku, aku berjanji pada diriku untuk berkunjung kembali ke panti ini dengan senyum yang lebih lebar untuk mereka.
Setelah magrib kita bersiap untuk tampil, dan beberapa kelompok mengajak nenek-nenek bermain dengan es breaking dan kelompok ku memilih untuk bernyanyi lagu "Bunda" dengan momen hari Ibu saat itu. Lagi-lagi karena aku golongan darah 0 jadi mudah terharu, untung enggak nangis lagi hehe

-Just a Moment "This Part Skip"- (hahaha belum bisa diceritakan)

setelah mendapat klu selanjutnya yaitu ke Piramida IPB, al hasil karena banyak informasi yang kita dapat jadi avatar yang saat itu bersama kuaci salah pilih Piramida IPB yang dimaksud, kita turun di IPB Dramaga klo g salah dan itu jauh dari yang dimaksud.
Disini kenekatan berlangsung, di Tugu Kujang kita mencoba mencari tebengan dengan modal tangan dan tampang memelas haha. Disini Desi dari tim kuaci mendapatkan tebengan angkutan bak terbuka (coak) sampai dekat pertigaan taman safari. What! ini tempat yang tadi tim ku lewati haha emang ya muter-muter doang. Dan tebengan kedua aku berhasil menyetop angkutan terbuka juga, setelah ibu dan bapak didalamnya melihat muka melasku haha (pengalaman pertama nebeng angkutan berasa kayak anak punkers gitu lucunya karena aku pake rok dan tubuh yang gendut jadi agak sulit untuk naik angkot itu, untung mobil dibelakangku itu baik jadi tidak meng-klakson kita) Terimakasih ibu dan bapak yang baik.

Eits karena kita telat jadi yang harusnya kita ke Piramida IPB jadi pindah tempat setelah aku mendapat telpon dari panitia yang sangat mencemaskan kita. (Maaf ya) Kita diminta Turun di depan Hotel dekat IPB lupa nama Hotelnya, kita pikir bakal istirahat di Hotel haha. Ternyata kita di jemput salah seorang panitia dari FIM Hore Bogor dan kita diajak jalan menyusuri jalan yang lumayan jauh, becek, gerimis pula. Jalannya jauh amat... untung ada yang nawarin jadi potter (hehe) baik hati deh panitia dari Bogor yang dengan baik hati membawakan tas ku entah berapa kilo beratnya. (maklum cewek apalagi aku yang bajunya rangkap-rangkap haha) Makasih Ecky yang kebetulan teman satu angkatan di FIM 11.
Wah ternyata jauh juga ya, ke tempat kumpulnya.... setelah malam sudah menyelimuti langit Bogor 4 Jam yang lalu, akhirnya kita makan juga hehe, kali ini kita makan di saung daerah kos-kosan IPB deket Rumbel FIM Hore Bogor.
Malam itu aku dan teman-teman cewek bermalam di Rumbel FIM Bogor dan yang laki-laki di tempatnya kak ario dan kak fahmi.
Perjalanan belum berakhir... Ke esokan harinya mungkin akan lebih seru dan membuat kakiku lecet-lecet karena menahan kaos kaki. hahaha
Kaki yang masih aman tanpa lecet haha
Kaki yang masih aman tanpa lecet haha

Posisi Narsis di atas Angkut Terbuka di Bogor
Posisi Narsis di atas Angkut Terbuka di Bogor
Musium Peta yang luar biasa
Musium Peta yang luar biasa
Kak Ario Panitia dari Fim Bogor Sedang memberikan Pengarahan di Panti Wredha
Kak Ario Panitia dari Fim Bogor Sedang memberikan Pengarahan di Panti Wredha
Narsis Dulu Dah AVATAR
Narsis Dulu Dah AVATAR
nge-Selvie diKRL yang sangat penuh amat dan kucel amat
nge-Selvie diKRL yang sangat penuh amat dan kucel amat
Semangat!!!
Foto Para Pejuang Traventurace
Foto Para Pejuang Traventurace
Pak Suroso Memberikan kita pelajaran tentang arti sejarah perjuangan tentara Peta
Pak Suroso Memberikan kita pelajaran tentang arti sejarah perjuangan tentara Peta
Nenek-Nenek Kita di Panti Wredha Bogor
Nenek-Nenek Kita di Panti Wredha Bogor
Sangat mengesankan diorama yang satu ini musium Peta
Sangat mengesankan diorama yang satu ini musium Peta
Nenek ini yang bikin nangis karena nyanyi lagunya Titik Puspa
Nenek ini yang bikin nangis karena nyanyi lagunya Titik Puspa
*Maaf ya fotonya acak banget
TO BE CONTINUE

Jumat, 21 Februari 2014

Akhirnya Takut Kegelapan Juga

Cahaya-Mu


Aku bukanlah seseorang yang takut akan hal yang satu ini "Kegelapan". Tidak sama sekali. Namun setelah aku melewati perjalanan yang panjang dalam kegelapan dan akhirnya benar-benar memupuskan ketidak takutanku. Gelap itu sebenarnya sesuatu keadaan tanpa cahaya, tanpa cahaya benar-benar tanpa cahaya.

Kadang aku pikir aku terlalu tangguh untuk seukuran wanita, aku bukan feminis, dan aku hanya menempatkan wanita sebaik-baiknya wanita berada. Tangguh dengan berbagai macam resiko yang selalu berani aku lewati. Rasanya itu seperti tertantang, ketika adrenalin naik dan setelah terlewati itu semua ada rasa puas dan bangga.

Perjalanan dari Semarang dan harus pulang ke Banjarnegara, namun karena harus menyelesaikan beberapa hal hingga jam lima sore baru bisa pulang, dengan motor yang selalu menemaniku aku beranikan diri, awalnya ingin melewati jalan yang biasa aku lewatin yaitu jalan trobos dari ungaran ke temanggung, tapi karena dulu pernah lewat sana dengan keadaan yang sama benar-benar berbahaya kabut dan tidak ada lampu sama sekali. Jadi aku putuskan lewat kota meski harus lebih jauh. Lewat ungaran, ambarawa dan sepanjang penjalanan ambarawa-temanggung sangat-sangat sepi dan gelap.

Belum berakhir temanggung masih aman tapi sepanjang perjalanan aku hanya berpikir ini aku kok berani sekali. Jujur aku baru merasa takut. Takut ini hanya karena perasaan trauma yang terjadi belum lama ini saat melewati jalan Temanggung ada laki-laki aneh yang mengikuti motorku.

"Trik dan tips untuk kalian rider wanita kalau perjalanan dikira kurang aman coba rubah tampilan kita agak seperti cowok, dan siapkan senjata seperti gunting atau semprotan untuk jaga-jaga diatas motor dipepet jangan kaget dan langsung sigap. Terus kalau ada yang mencurigakan berhentilah ditempat yang rame dan mencoba menghindar dengan pelan-pelan."

Setelah kejadian itu benar-benar membuat aku lebih waspada. Lanjut perjalanan itu dari Temanggung sudah jam 7 malam, karena lapar aku putuskan ke alfamart untuk beli kopi dan benk-benk yang bisa dimakan diatas motor, karena tidak ingin buang banyak waktu jadi itu yang bisa aku lakukan tetap jalankan motor dan sambil makan benk-benk.

Ternyata kota sehabis Temanggung yaitu Wonosobo mati lampu total. Nambah gelap, wow. Aku kencengin solawat-solawat-solawat. Al hamdulillah jam 20.30 sampai di rumah dengan ridho Allah.


Setelah itu aku benar-benar berdo'a Ya Allah jangan beri aku kesempatan pulang jika jam sudah malam, aku takut kegelapan. dan hanya dengan sinar-Mu aku berani ya Allah.


Sepanjang perjalanan aku kontemplasi dalam renungan perlahan aku rasa diriku hampa bahwa aku telah sedikit kehilangan cahaya-Mu Allah. Yang pernah ada menerangi jiwaku. Allah mungkin aku ada salah, mungkin aku tersesat, mungkin dan mungkin lagi.

Inspiring by Sendiri Menyepi-EDCOUSTIC

Kegelapan itu sebenarnya hanya rasaku, rasa yang benar-benar lama aku biarkan. Hingga aku lupa menyalakan sinar-Nya. Mungkin terlena dengan kenyamanan gelap tanpa ada yang mengusik. Allah aku hanya manusia biasa yang selalu berbuat salah tanpa menyadari, terkadang lalai atas segala nikmat-Mu.

Allah aku hanyalah sebagian dari orang yang engkau pilih untuk menghuni bumi-Mu. Bumi yang luar biasa. Maafkan hamba ya Allah. Berikan cahaya-Mu ya Allah, untuk sinari kembali jalanku. aamiin

"Blind is not Blind but that's About U Feel"