C Am Em
Berdikusi dengan angin malam
C Am Em
Berangan tentang kehidupan
G D Em D
menikmati hidup dengan alunan
C Am G
perbincangan dengan angin malam
C Am Em
Angin malam masih bercerita
G Em D
Tentang riwayatkan kehidupan
C Am
Sejarahnya yang panjang
Em G Em D
Ikuti alunan, alunan tentang kehidupan
C Am Em
Angin malam terus berbincang
C Am Em
Seraya ingin ceritakan
G Em G D
Segala keaslian dari sejarah panjang
C Am Em
Angin malam masih berbincang
2/28/14
Jumat, 28 Februari 2014
Kamis, 27 Februari 2014
Adik ku Wisnu Ferdi Mochammad
Perbincang
dan bernyanyi bersama saat mati listrik sudah menjadi kebiasaan lama dalam
keluargaku, mulai dari benyanyi ala koes plus hingga Mc Jegger. Itu dulu ketika
Bapak masih ada ditengah-tengah kehangatan keluarga kecil ini. Mungkin sudah
satu tahun setengah lamanya Bapak pergi dengan menyisakan kenangan yang selalu
indah dan sedikit ingatan tentang suaranya yang sangat kuat dan merdu. Lagu
ayah selalu Bapak nyanyikan kala itu.
Dan
kini giliranku, petikan yang berbeda rasanya. Ayah.
Malam
ini suasana mati listrik tidak seperti biasa, aku dikamar menyalakan leptop
membuka chord dengan sisa-sisa tenang batrenya. Dan sedikit iseng membuat
lirik-lirik yang saling aku sambung. Rumah sangat sepi hanya ada suara Ibu
dengan De Al yang berbincang tentang cucu pertamanya.
Beberapa
saat sedang asik memetik beberapa bait, Wisnu Ferdy Mochammad nama yang lumayan
beda di rumah ini, dia adik terakhirku, dia memang berbeda, dia masuk dan tidur
di kasurku.
Sesekali
dia bertanya meski aku sedikit tidak menghiraukannya karena keasikan dengan
note-note-ku. Pertanyaan mulai dari seputar kehidupan yang kadang menurut dia
tidak masuk akal, dan segala jenis cobaan yang Allah berikan hingga
takdir-takdir yang di konspirasi, seperti hukum karma. Yang aku jawab memang
ada, bagi yang menanam kebaikan pasti akan mendapat kebaikan juga, begitu juga
sebaliknya. Lalu dia bertanya kalau dulunya dia jahat lalu bertaubat masih bisa
mendapat hukuman itu tidak? Aku jawab Allahu a’alam namun Allah Maha pengampun,
bisa jadi dosamu akan dihapus dengan kebaikan yang kamu tanam dengan tobat yang
sungguh-sungguh.
Awal
dari perbincangan itu, aku menangkapnya.
hmmm,,,
itu kenapa aku tulis bahwa adikku yang satu ini berbeda. Dia tidak seperti anak
seusianya yang sedang sibuk dengan berbagai macam problema sekolah dan
kehidupan diluarnya.
Wisnu,
seorang yang selalu dirinya berbeda dengan teman-temannya. Dia berpikir bahwa
apa yang ada di otak dia berbeda dengan anak seusia dia. Wisnu yang lahir
tanggal 8 Februari 1996, memiliki sifat yang keras dengan segala keinginan yang
tidak bisa dia ungkapkan.
Seorang
iluminolog aku sebut, karena sangat tertarik dengan iluminati dan anti
iluminati. Seorang laki-laki yang memiliki wajah yang sama dengan Bapak saat
usia muda. Seorang jenius dalam dunia gambar. Dan seorang yang bercita-cita
menjadi seniman.
Wisnu
selalu cemas dengan keadaan bangsa yang semakin kacau, prihatin dengan keadaan
remaja Indonesia dengan pola pikir yang tidak ada kemajuaannya.
Entah
apa aku seperti bercermin jika melihat dia, ada hal yang sama dengan ku,
hanya titik balikku lebih cepat aku dapatkan ketimbang dia.
Pertanyaan
dia yang tidak main-main untuk anak seusia dia, kadang membuatku harus memutar
otak karena ketakutanku akan kesalahan dari jawaban yang nantinya aku berikan.
Harusnya
dia sekarang sedang berkutat dengan Ujian Akhir Nasional tetapi tidak, dia
harus menunda sekolahnya setahun. Bukan karena dia tidak pintar, bahkan dia
anak yang pintar di Sekolahnya. Tetapi karena incident yang membuat dia harus
menunda sekolahnya.
Masih
dengan petikan kecil aku sekarang yang bertanya, "Nu, jawab yang jujur ya?
Aku penasaran tentang kejadian sebelum kamu mengalami kecelakaan berat itu. Apa
yang kamu pikirkan, itu bunuh diri?"
Agak
sedikit lama dia menjawab, mungkin berpikir.
“Iya, itu yang aku pikir, itu jawabannya. Aku ikut dengan Bapak. Karena tidak ada
yang menginginkan aku.”
Memang
setelah Bapak meninggal sebulan sebelum puasa Ramadhan, wisnu mengalami perubahan
dari sifatnya yang kasar dengan ibu dan kakak-kakaknya. Kekasaran yang luar
biasa hingga ibu memuncak marahnya malam sebelum kecelakaan.
“Jangan
sekali-kali kau sakiti hati Ibu yang sudah mengandung dan merawatmu, karena
sakit hatinya, sakit hati Allah juga”
Wisnu
yang aku lihat memang seperti bukan dia benar-benar menakutkan, dia malam itu
sedang berada di rumah sebelah. Rumah ku memang terbagi menjadi dua tempat, dia
terbiasa di rumah sebelah yang sepi jika malam. Kata dia malam itu dia melihat
obat Bapak ada dibawah TV jadi dia benar-benar berniat bunuh diri dengan
meminum obat itu semuanya. Dan karena dia dapat sms dari temannya untuk bertemu
malam itu dia meng-iyakan. Akhirnya dia naik motor dengan keadaan setengah
sadar setelah meminum semua obat Bapak.
Malam
itu pukul satu dini hari kata ibu, karena posisi aku sedang tidak dirumah
melainkan di Semarang. Ada teman wisnu yang mengetuk pintu dan untungnya malam
itu kakak ku sedang tidur di rumah dan dia yang membukaan pintu, katanya wisnu
kecelakaan di Sokanandi (nama tempat dikotaku)
Dengan
sigap kakakku langsung ke TKP, yang dia lihat wisnu dengan luka parah dimuka
dan kaki masih didudukan dipinggir jalan. Sebenernya bagian ini yang aku tidak
suka, polisi di Indonesia (meski tidak semua) selalu menginstrogasi tanpa
melihat kondisi, jelas-jelas darah adikku itu benar-benar keluar terus. Dan
butuh waktu setengah jam untuk membawa dia ke rumah sakit. Kakakku yang melihat
wisnu itu seperti ling-lung sehingga dikira polisi adikku itu mabuk. Padahal
dia sedang tidak sadar karena meminum obat sakitnya Bapak.
Aku
baru dikabari ibu paginya, dan kebetulan saat itu sedang I’tikaf di Maskam.
Jujur perasaanku saat itu carut-marut. Antara aku pulang atau tidak. Karena
kata ibu jangan pulang dulu, entah kenapa? Ternyata ibu curhat sedang tidak ada
uang untuk biaya rumah sakit. Aku di Semarang membantu mencari uang untuk
membantu ibu karena luka adikku memang parah.
Itu
mungkin akan menjadi titik balik seorang wisnu, sungguh sekali lagi aku saat
itu merasa seperti ditimpa batu dadanya. Baru berkabung dengan kehilangan Bapak
belum satu bulan sudah dengar cobaan baru lagi.
Namun
batinku saat itu, jika ini adalah cara Allah mempercayakan hambanya dengan
segala hal yang ada hingga melihat seberapa kuat hambanya ini.
Kembali
keperbincangan dengan wisnu,”Untung aku enggak mati ya mbak?” “ Itu tandanya
Allah masih member kesempatan untuk kamu perbaiki diri kamu.”
Aku
ceritakan bahwa sebenarnya mudah saja bagi Allah mematikan hidup seseorang,
namun percaya deh nu, kalau Allah memberikan kesempatan ini bukan lah sembarang
kesempatan. Mungkin dari ribuan kesempatan yang ada ini yang sangat berharga.
Coba kamu pikirkan. Untuk saat ini mungkin kamu bukan orang yang baik, namun
sebenarnya Allah menciptakan manusia itu dengan misi mereka dari harfiahnya
yaitu menebarkan kebaikan.
Kesedihanku
sebenarnya ketika seorang adikku punya pikiran ingin mengakhiri hidupnya dengan
bunuh diri. Sekali lagi aku seperti bercermin, dulu sebelum aku menemukan titik
balikku saat awal masuk SMP sempat aku benar-benar merasa muak dengan semua
orang yang ada di sekelilingku yang membuatku merasa aku tidak pantas berada di
bumi ini, (akan di ceritakan lain waktu di “titik balik”) aku pernah mencoba
ingin bunuh diri, baru ingin. Tapi yang ini benar-benar sudah dan Allah masih
menyelamatkannya.
“Nu,
setiap orang punya cerita dan kisah hidup yang berbeda-beda mungkin ada
A,B,C,D. Namun satu yang harus kita ingat, disetiap kejadian dalam hidup kita
ada hikmah yang harus kita telaahi. Mungkin kita pernah melakukan ketidak
baikan dihari-hari sebelumnya sehingga banyak ketidak seimbangan dalam hidup
kita, makanya sering-seringlah kita mengingat Allah dengan solat yang baik.
Percaya deh dengan kebaikan yang kita lakukan akan memancarkan aura kebaikan
kita kelingkungan dan itu dapat membuat kita lebih percaya diri.”
Kadang
jalan kita untuk menaiki tangga titik balik itu memang akan banyak sekali
cobaan, tetapi selalu berusaha agar istiqomah terus menerus tanpa henti,
InsyaAllah segalanya akan lebih baik.
Wisnu,
aku percaya kamu akan menjadi seseorang yang berbeda dengan yang lain, jadilah
orang yang berbahagia di dunia ini, tebarkan aura kebaikanmu ke orang banyak.
Beranilah bercita-cita, tidak ada kata terlambat, asah terus keahlian mu.
Jadilah seorang imam yang baik suatu saat nanti. Ceritakan pada dunia, bahwa
berbagi kebahagiaan adalah kepentingan yang mutlak kita lakukan sebagai
manusia.
Blind Backpacker ke 5 Kota- 6 Avonturer (Part 1)
Ada cerita yang belum aku jurnalkan di blog ini. Perjalanan akhir
tahun 2013, sebenarnya ini pengalaman yang sangat luar biasa meski
sedikit hilang bekasnya hehe... mungkin harus sering-sering berpetualang
lagi,,,
Akhir desember lalu mungkin menjadi puncak kebimbangan
seorang insan yang bernama enra alias aku. Entah karena menjadi orang
yang memiliki golongan darah 0, jadi lebih sering mikir kali ya. :D
Inget
kata sahabat ku, kata dia salah satunya " Manusia adalah mahluk yang
membutuhkan pengakuan untuk kelanjutan hidupnya." yupz i think that's
right. But itu yang sedang berkecamuk dalam hatiku ketika itu (lebay ya
hehe), hasil kerja keras yang rasanya terbuang sia-sia karena tidak ada
pengakuan, plis i just need it. Bukan pujian tapi perhatian dari hasil
kerja, (Ngamuk hehe). Itu yang membuat rasanya ingin move on dari tempat
itu, Segera mungkin.
Akhirnya dengan alasan ingin refreshing aku
mendapat kesempatan untuk mengikuti perlombaan backpacer yang di adakan
Keluarga Besar Forum Indonesia Muda. Traventurace namanya gabungan dari
traveling+adventure+racing = perjalanan ke lima kota dengan bekal
Rp.100.000,00 dan harus menyelesaikan misi di setiap kotanya ditambah
kita tidak tau destiny disetiap klunya.
Tujuan awal aku mengikuti
Traventurace adalah mencari seberapa kuat enra ini, kedua adalah ingin
mencari jawaban yang dicari-cari oleh pentanyaan yang berkecamuk diotak
sejak lama.
Akhirnya aku berangkat dari Semarang dengan meeting
point di Jakarta, tanggal 19 desember. Aku berangkat dengan kereta
ekonomi, didalam kereta aku banyak sekali melakukan kontemplasi diri.
Tiba dijakarta jam 3 pagi dan dijemput Kak fahmi dan Kak Dani. Tas yang
aku bawa enggak tanggung-tanggung loh... tas carrier ukuran 70L.
Mantapkan!
Karena lelah jadi tidur dulu di Mabes Rawamangun alias
rumah Bunda Tatty dan Pak'e Elmir. Sampai subuh dan bersiap menuju
racing pertama. Kelompok ku waktu itu ada aku dan Isti yang sama-sama
dari semarang serta bintang dari Surabaya yang belum juga nongol hingga
start mulai karena Keretanya telat.
Kelompak dibagi menjadi enam dengan komposisi yang berbeda-beda, ada:
1.Beruang dengan personil : Uda Rifky, Kak Dhay, Syifa
2. Kuaci dengan personil : Kang Doni, Desi, Tyas
3. Archipelago dengan personil : Mbak Ridha, Putri, Yudi
4. Macan dengan personil : Marchel, Nurmy, Choky
5. Huba-Huba dengan personil : Mbak Nana, Tasyah, Aan
6. Avatar dengan personil : Aku (enra), Isti, Bintang
Start
dimulai pukul sembilan (seingatku) dan itupun bintang baru datang, haha
al hasil kagak kacau awalnya (sampai akhir kali ya). Klu pertama adalah
"Titik Nol Kota Hujan" waduh, jujur kita bertiga mungkin tahu kalau
kota hujan adalah Bogor but... we don't know naik apa, jadi kita tanya
teman-teman via apapun haha kecuali browsing karena dilarang di race
ini. Meski Isti sebenernya tahu tapi agak ragu.
Kita naik Busway
ke stasiun Cawang untuk naik KRL ke Bogor (KRLnya penuh banget dengan
barang kita yang wew) wah ternyata lama juga ya dan ini kali pertama aku
ke Bogor jadi benar-benar seru banget. Enggak nyangka kalau ke Bogor
karena awalnya klu dari panitia adalah perjalanan ke-JAWA sedangkan
jarang orang Jakarta dan JABAR bilang bahwa mereka adalah jawa, Jawa
adalah jawa tengah dan jawa timur.
Jadi setelah kita naik KRL
hingga kota dan lanjut Bogor, nyampe juga di taman yang banyak topinya
alias taman topi. Awal informasi yang kita dapat bahwa nol km Bogor itu
di Istana Presiden jadi kita kesana, wah ternyata salah dan karena kata
orang-orang dekat daerah sana makanya kita jalan kaki. Beuhhh jauh man,
kita jalan muterin taman raya bogor lewat tugu kujang dan baru nemu
balaikota tepat nol kilometer Bogor.
Akhirnya ketemu juga disana
kita tiba sebagai peserta no 5 sebelum macan, karena macan jumatan dulu.
Klu selanjutnya adalah Musium Peta, saat berjalan ke musium tidak
sengaja ada wartawan yang lewat dan bertanya "lagi ikut Traventurace ya
mb?" aku jawab " Iya mas, panitia ya?" tanyaku balik. "bukan mbak saya
pers." haha (enggak penting banget dan di tulis hehe Intermezo ja)
Di
musium peta kita keliling untuk mengetahui sejarah perjuangan tentara
Peta langsung dipandu Pak Suroso, sebelumnya kita dimakan nasi kotak
sponsor dari ayam bakar mas mono, yang sering rame di Sedekah Rombongan
akhirnya nyoba juga dan gratis pula, hmmmm enakkkkk
Sehabis
keliling dari musium Peta kita agak dimanjakan kakinya sebentar dengan
naik angkot ke sebuah tempat yang katanya kejutan untuk kita. Diselingi
rintik-rintik gerimis di kota hujan ini, dan adzan ashar yang sedikit
terdengar.
TaaRRRRaaaa!!! Panti Wredha Bogor. Jujur ini pengalaman pertama aku ke panti yang isinya para orang-orang tua.
Disana
kita menghibur nenek-nenek kita, misi kita adalah setiap kelompok harus
menghibur nenek-nenek setelah magrib. Beberapa acara dipandu MC dan
Choki dari kelompok Macan yang memang konyol banget anaknya sehingga
nenek-nenek terhibur. Kita bernyanyi mulai dari laskar pelangi, hingga
lagunya titik puspa, tapi aku tidak tahu judulnya. Inti lagu ini
bercerita tentang seorang istri yang rindu dengan suami yang telah pergi
meninggalkan dunia. Jujur saat lagu itu dinyanyikan oleh salah-satu
nenek aku menangis diam-diam hehe entah karena ingat Ibu dirumah, atau
karena merasa kasian karena nenek-nenek disini pasti rindu dengan
masa-masa dahulu mereka bersama orang-orang terkasih.
Aku terbawa
suasana disana, suasana gembira yang aslinya haru biru. Aku duduk
disebelah nenek fatimah dengan gelar andi jelas dari bugis nenek ini.
Benar nenek fatimah ini dari kalangan keluarga besar di tanah asalnya.
Aku yakin paras wajahnya yang masih cantik ini pasti memiliki cerita
yang dalam dengan guratan tua yang memiliki cerita sendiri. Ternyata
nenek Fatimah sendiri yang meminta untuk tinggal di Panti ini karena
dulu ayahnya pernah bertugas di Bogor dan Nenek ingin sekali tinggal di
Bogor lagi itu alasan lainnya, alasan sebenarnya karena nenek fatimah
tidak ingin terus-terus bersedih karena mengingat anak satu-satunya yang
meninggal tiga tahun lalu karena sakit jantung dan suaminya yang
meninggal satu tahun lalu. Padahal cucu-cucu dan keluarga besarnya
sangat menyanyangkan keputusan nenek Fatimah ini. Kalimat ini sangat
dalam sehingga masih aku ingat, nenek Fatimah ucapkan ini "Semua Allah
yang menakdirkan nak, kita hanya sebagai manusia biasa harus tetap
bersyukur atas ketetapan-Nya. Kadang kita disini tidak menyangka kok tua
bukannya dengan keluarga tapi malah jauh dari keluarga dan di panti.
Tapi nenek senang disini karena ini keluarga baru nenek."
Aku
termasuk pengingat yang baik jika memang memory itu mengena dihati. Sore
itu diselingi hujan yang cukup lebat aku merasakan betapa harunya hidup
ini.
Panti Wredha Bogor menjadi kisah tersendiri dalam perjalanan
ku, aku berjanji pada diriku untuk berkunjung kembali ke panti ini
dengan senyum yang lebih lebar untuk mereka.
Setelah magrib kita
bersiap untuk tampil, dan beberapa kelompok mengajak nenek-nenek bermain
dengan es breaking dan kelompok ku memilih untuk bernyanyi lagu "Bunda"
dengan momen hari Ibu saat itu. Lagi-lagi karena aku golongan darah 0
jadi mudah terharu, untung enggak nangis lagi hehe
-Just a Moment "This Part Skip"- (hahaha belum bisa diceritakan)
setelah
mendapat klu selanjutnya yaitu ke Piramida IPB, al hasil karena banyak
informasi yang kita dapat jadi avatar yang saat itu bersama kuaci salah
pilih Piramida IPB yang dimaksud, kita turun di IPB Dramaga klo g salah
dan itu jauh dari yang dimaksud.
Disini kenekatan berlangsung, di
Tugu Kujang kita mencoba mencari tebengan dengan modal tangan dan
tampang memelas haha. Disini Desi dari tim kuaci mendapatkan tebengan
angkutan bak terbuka (coak) sampai dekat pertigaan taman safari. What!
ini tempat yang tadi tim ku lewati haha emang ya muter-muter doang. Dan
tebengan kedua aku berhasil menyetop angkutan terbuka juga, setelah ibu
dan bapak didalamnya melihat muka melasku haha (pengalaman pertama
nebeng angkutan berasa kayak anak punkers gitu lucunya karena aku pake
rok dan tubuh yang gendut jadi agak sulit untuk naik angkot itu, untung
mobil dibelakangku itu baik jadi tidak meng-klakson kita) Terimakasih
ibu dan bapak yang baik.
Eits karena kita telat jadi yang harusnya
kita ke Piramida IPB jadi pindah tempat setelah aku mendapat telpon
dari panitia yang sangat mencemaskan kita. (Maaf ya) Kita diminta Turun
di depan Hotel dekat IPB lupa nama Hotelnya, kita pikir bakal istirahat
di Hotel haha. Ternyata kita di jemput salah seorang panitia dari FIM
Hore Bogor dan kita diajak jalan menyusuri jalan yang lumayan jauh,
becek, gerimis pula. Jalannya jauh amat... untung ada yang nawarin jadi
potter (hehe) baik hati deh panitia dari Bogor yang dengan baik hati
membawakan tas ku entah berapa kilo beratnya. (maklum cewek apalagi aku
yang bajunya rangkap-rangkap haha) Makasih Ecky yang kebetulan teman
satu angkatan di FIM 11.
Wah ternyata jauh juga ya, ke tempat
kumpulnya.... setelah malam sudah menyelimuti langit Bogor 4 Jam yang
lalu, akhirnya kita makan juga hehe, kali ini kita makan di saung daerah
kos-kosan IPB deket Rumbel FIM Hore Bogor.
Malam itu aku dan teman-teman cewek bermalam di Rumbel FIM Bogor dan yang laki-laki di tempatnya kak ario dan kak fahmi.
Perjalanan
belum berakhir... Ke esokan harinya mungkin akan lebih seru dan membuat
kakiku lecet-lecet karena menahan kaos kaki. hahaha
Semangat!!!
*Maaf ya fotonya acak banget
TO BE CONTINUE
TO BE CONTINUE
Jumat, 21 Februari 2014
Akhirnya Takut Kegelapan Juga
Cahaya-Mu |
Aku bukanlah seseorang yang takut akan hal yang satu ini "Kegelapan". Tidak sama sekali. Namun setelah aku melewati perjalanan yang panjang dalam kegelapan dan akhirnya benar-benar memupuskan ketidak takutanku. Gelap itu sebenarnya sesuatu keadaan tanpa cahaya, tanpa cahaya benar-benar tanpa cahaya.
Kadang aku pikir aku terlalu tangguh untuk seukuran wanita, aku bukan feminis, dan aku hanya menempatkan wanita sebaik-baiknya wanita berada. Tangguh dengan berbagai macam resiko yang selalu berani aku lewati. Rasanya itu seperti tertantang, ketika adrenalin naik dan setelah terlewati itu semua ada rasa puas dan bangga.
Perjalanan dari Semarang dan harus pulang ke Banjarnegara, namun karena harus menyelesaikan beberapa hal hingga jam lima sore baru bisa pulang, dengan motor yang selalu menemaniku aku beranikan diri, awalnya ingin melewati jalan yang biasa aku lewatin yaitu jalan trobos dari ungaran ke temanggung, tapi karena dulu pernah lewat sana dengan keadaan yang sama benar-benar berbahaya kabut dan tidak ada lampu sama sekali. Jadi aku putuskan lewat kota meski harus lebih jauh. Lewat ungaran, ambarawa dan sepanjang penjalanan ambarawa-temanggung sangat-sangat sepi dan gelap.
Belum berakhir temanggung masih aman tapi sepanjang perjalanan aku hanya berpikir ini aku kok berani sekali. Jujur aku baru merasa takut. Takut ini hanya karena perasaan trauma yang terjadi belum lama ini saat melewati jalan Temanggung ada laki-laki aneh yang mengikuti motorku.
"Trik dan tips untuk kalian rider wanita kalau perjalanan dikira kurang aman coba rubah tampilan kita agak seperti cowok, dan siapkan senjata seperti gunting atau semprotan untuk jaga-jaga diatas motor dipepet jangan kaget dan langsung sigap. Terus kalau ada yang mencurigakan berhentilah ditempat yang rame dan mencoba menghindar dengan pelan-pelan."
Setelah kejadian itu benar-benar membuat aku lebih waspada. Lanjut perjalanan itu dari Temanggung sudah jam 7 malam, karena lapar aku putuskan ke alfamart untuk beli kopi dan benk-benk yang bisa dimakan diatas motor, karena tidak ingin buang banyak waktu jadi itu yang bisa aku lakukan tetap jalankan motor dan sambil makan benk-benk.
Ternyata kota sehabis Temanggung yaitu Wonosobo mati lampu total. Nambah gelap, wow. Aku kencengin solawat-solawat-solawat. Al hamdulillah jam 20.30 sampai di rumah dengan ridho Allah.
Setelah itu aku benar-benar berdo'a Ya Allah jangan beri aku kesempatan pulang jika jam sudah malam, aku takut kegelapan. dan hanya dengan sinar-Mu aku berani ya Allah.
Sepanjang perjalanan aku kontemplasi dalam renungan perlahan aku rasa diriku hampa bahwa aku telah sedikit kehilangan cahaya-Mu Allah. Yang pernah ada menerangi jiwaku. Allah mungkin aku ada salah, mungkin aku tersesat, mungkin dan mungkin lagi.
Inspiring by Sendiri Menyepi-EDCOUSTIC
Kegelapan itu sebenarnya hanya rasaku, rasa yang benar-benar lama aku biarkan. Hingga aku lupa menyalakan sinar-Nya. Mungkin terlena dengan kenyamanan gelap tanpa ada yang mengusik. Allah aku hanya manusia biasa yang selalu berbuat salah tanpa menyadari, terkadang lalai atas segala nikmat-Mu.
Allah aku hanyalah sebagian dari orang yang engkau pilih untuk menghuni bumi-Mu. Bumi yang luar biasa. Maafkan hamba ya Allah. Berikan cahaya-Mu ya Allah, untuk sinari kembali jalanku. aamiin
"Blind is not Blind but that's About U Feel"
Langganan:
Postingan (Atom)