Gaya Bapak Kalau Lagi Ngeledek |
Keluarga Shonhab |
hmmmm pasti beda-beda jawabannya
Kalau buat aku arti keluarga itu segalanya, meski someday satu demi satu akan pergi ninggalin kita, termasuk kita. Kali ini aku ingin bercerita tentang sosok yang luar biasa dalam keluargaku. Sosok yang selalu sayang dengan cara tersiratnya. Sosok yang selalu sayang dengan anak-anak kecil. Sosok yang suka sekali bercanda. Sosok yang suka menyanyi dengan gitar tuanya. Sosok yang amat sangat bertanggung jawab dengan keluarga. Sosok Ulil Amri di Desa. Namun sosok ini kini sudah bersama Sang Pencipta, Sudah satu setengah tahun sosok ini tidak pernah memanggilku ketika kesiangan solat subuh, sosok yang akan memarahi ku jika bertengkar dengan saudaraku, Imam ketika solat magrib berjama'ah.
Nama Kecilnya Agus Sukamto, lalu berganti nama menjadi menjadi Slamet Ramadhan dan saat kuliah berganti lagi menjadi Slamet Shonhab. Kalau dengar cerita kenapa namanya bisa berganti-ganti aku selalu tertawa.
Bapak, aku memanggilnya. Sebenernya hingga beliau meninggal aku belum mengenal betul hanya saja aku menyanyangi sosok beliau yang mistrius. Kenapa aku bilang bapakku seorang mistrius karena beliau selalu merahasiakan tanggal dan tahun lahirnya. 24 September 1960 itu yang tertera di KTP, kata beliau itu di mudakan 2 tahun sedang bude ku (kakaknya bapak) kalau bapak 2 tahun setelah bude yang lahir 1958. Tidak itu saja, bapak saja lupa tanggal lahirnya namun aku kadang pikir mungkin Bapak ingin melupakannya, hahaha ini mungkin karena orang jaman dalu di desa pula sangat tidak peduli dengan tanggal lahir.
Bapak ku 21 tahun lebih aku mengenal sosok mu, sosok yang selalu semangat dalam bekerja. Ingatanku masih jelas sekali rasanya, ketika pertengahan tahun 90-an, itu adalah masa-masa yang penuh perjuangan. Kala itu Bapak bekerja sebagai pemilik bengkel yang sangat-sangat kecil, beliau bekerja dari pagi hingga sore lalu istirahat sebentar, dengan penghasilan yang pas-pas-an. Karena itu bapak menambahnya dengan menjadi tukang ojek dimalam hari. Dengan motor honda CB, bapak mengojekannya, setiap malam selalu mendapat uang tak kurang dan tak lebih dari sepuluh ribu, Uang itu untuk belanja ibuku sehari-harinya, karena kadang bengkel banyak yang Bon, sedang Bapak adalah sosok yang tidak enakan.
Rumahku masih dengan kayu tuanya dan kaca besar di depannya. Luas sih, hanya aku takut langit-langitnya sudah rapuh apalagi yang ada dikamarku.
Bapak memiliki usaha bengkel dengan satu karyawan yaitu sepupuku, yang suatu saat nanti akan menjadi orang yang pernah aku benci. Ibu memiliki usaha salon yang kecil pula. Semuanya dimulai dari kecil kecil, aku, mas ku dan adek ku yang pertama masih sangat kecil jadi belum paham dengan keadaan keluarga.
Keluargaku adalah wirausaha sejati, meski keduanya berbisnis namun bisnis ini sangat-sangat naik turun. Lalu ibu menjadi lebih fokus membantu usaha Bapak meski salon tetap jalan hingga sekarang, namun tidak sebesar bengkel.
Aku melihat Bapak bukanlah seorang dengan manejemen yang baik, dan ibu adalah sosok yang sangat ter-manejemen. Aku lihat mereka sangat klop dan serasi. Meski kadang aku bertanya kenapa dulu ibuku mau dengan Bapak. hehe. Karena ibuku sosok perempuan yang sangat cantik, putih, bersih. Sedang bapak hitam, kribo hehe namun ganteng... Ibu selalu menjawab "Ibu aja bingung kenapa bisa cinta." hmmmmmm love is love ya sudahlah hehe
Bapak seorang laki-laki yang cinta kebersihan dan kerapian dengan hobi menyuci baju, hehe apalagi mesin cuci kalau sedang kita pakai pasti tidak boleh lama-lama karena mau dipake bapak ini itu cuci. Buku di meja belajarku dari SD sampai SMA saja Bapak yang selalu merapikan kertas-kertanya.
Bundel ini isinya hasil ujian SMA yang di kumpulkan Bapak |
Bapak senang sekali bernyanyi dengan gitar kesayangannya. Gitar yang selalu menemani ketika kumpul keluarga. Bernyanyi bersama dan satu lagu yang selalu di nyanyikan Bapak. Ayah by Ebith G Ade. Sekarang aku sering menangis kalau mendengar lagu ini. Bapak suaranya berat, bulet dan sangat merdu.
Hanya satu kekurangan Bapak, Bapak adalah perokok akut. Aku tidak menyalahkan hal itu. Meski itu akan menjadi masalah besar dalam keluarga nanti.
Kadang aku bingung dengan tipe gol darah A yang sangat mudah percaya dengan orang baru. Beberapa kali Bapak membiarkan orang masuk kelingkungan keluarga kita. Meski yang lain tidak masalah namun ada satu yang membuat semua cerita senang menjadi cerita duka. Aku tidak menyalahkan golongan darah, karena aku percaya setiap duka pasti ada bahagia.